Kamu pernah merasa sedih, lucu, atau bahkan emosi yang meletup-letup tanpa dapat terkendali?

Emosi, Pria, Bahagia, Sedih, Wajah, Dewasa, Laki Laki

Berdasarkan survei dari Global Health Data Exchange 2017, satu dari sepuluh orang di Indonesia divonis mengalami gangguan mental. Hal ini menunjukan bahwa negara yang dikenal dengan ribuan pulaunya ini terjadi darurat kesehatan mental

Sebagian besar dari mereka yang mengalami gangguan pada mentalnya tidak merasakan bahwa dirinya kurang "sehat". Sebagian lain terlambat menyadari atau bahkan cenderung mengabaikan kesehatannya yang sudah terganggu. Kurangnya kesadaran dan kepedulian terhadap mereka yang sudah "sakit" membuat negara ini menduduki posisi tertinggi negara dengan penderita gangguan mental terbanyak di Asia tenggara. 

Sebagai warga yang sadar akan darurat kesehatan mental yang terjadi di negara ini, kenalilah 3 kelainan mental yang mungkin terjadi tetapi tak disadari oleh penderitanya.

1. Pseudobulbar Affect


Pernahkah kamu melihat seseorang tertawa terbahak-bahak atau menangis tersedu-sedu tanpa ada pemicu yang jelas atau justru berkebalikan dengan keadaan yang sesungguhnya? Kondisi seperti ini biasa dikenanal dengan sebutan Pseudobulbar Affect atau PBA. Penderita PBA akan menangis pada kondisi yang tidak sedih atau tertawa begitu saja tanpa ada hal yang lucu. 

Penderita PBA memiliki karakteristik dalam tertawa dan menangis yang berlebihan di kondisi yang berlawanan serta bisa berlangsung lama dari tawa dan tangis orang normal. Selain itu, penderita PBA juga bisa merasakan frustasi atau marah yang berlebihan dan meledak-ledak. Namun, kondisi ini tidak berlangsung lama dan hanya terjadi beberapa menit saja lalu penderita PBA akan merasakan hal yang biasa saja.

Berdasarkan hal yang sudah dijelaskan di atas, pernahkah kamu melihat kondisi tersebut terjadi pada temanmu? Atau  bahkan kamu sendiri pernah mengalaminya? Jika bertemu dengan orang dengan kondisi seperti ini, jangan bully dia dan berikanlah dukungan terbaik kepadanya.


2. Depresi


Setiap orang pasti pernah merasakan sedih yang begitu mendalam atau bahkan merasa di titik terendah.  Suasana hati atau mood terasa tidak jelas dan sangat murung. Hal itu normal terjadi pada siapa saja. Namun, bila kondisi ini terjadi secara terus menerus dan berkepanjangan bahkan terjadi hingga 2 minggu lebih, bisa jadi kamu menderita depresi.

Orang yang depresi memiliki gejala utama yaitu suasana hati akan terganggu (anhedonia), fisik terasa lemah, lemas, dan tidak bertenaga (anenergia), dan mengganggu pikiran serta perilaku penderitanya (afek negative). Selain gejala utama tersebut, ada juga beberapa gejala lain seperti konsentrasi dan perhatian yang berkurang, kepercayaan dan harga diri menurun, rasa bersalah, pandangan akan masa depan yang suram, tidur dan nafsu makan yang terganggu, hingga keinginan untuk bunuh diri. 

Jadi, tidak selamanya gangguan hanya menyerang pad mental penderitanya. Seperti halnya depresi, gangguan mental ini juga menyerang fisik penderitanya. Jika kamu mulai merasakan gejala di atas, konsultasikan ke psikiater agar segera mendapatkan penanganan yang tepat. Namun apabila merasa tidak cukup untuk membayar psikiater atau ada kendala lain, cobalah untuk menceritakan masalahmu kepada orang tua atau teman terdekat sebagai upaya mengurangi penumpukan emosi dalam diri.

3. Antisosial




Pernahkan kamu mendengar istilah ansos atau antisosial? Antisosial bukanlah suatu kelainan mental seperti yang sering dibicarakan oleh kebanyakan orang. Antisocial merupakan sebuah kondisi yang mana penderitanya tidak memiliki empati kepada orang lain, sering mengabaikan dan melanggar hak orang lain, serta tidak mempunyai rasa bersalah bahkan ketika menghilangkan nyawa seseorang.

Ya, kondisi ini lebih familiar dikenal dengan istilah psikopat atau sosiopat. Gejala yang antisosial akan muncul sebelum penderita berusia 15 tahun dan mereka dapat divonis menderita antisosial ketika sudah berusia lebih dari 18 tahun. Perlu kita tau bahwa kelainan mental antisosial ini bukan disebabkan oleh gangguan mental lain seperti skizofrenia, misalnya. Namun, psikopat bisa terjadi karena kelainan pada genetika atau keadaan lingkungan yang tidak baik sehingga membuat penderita mengalami antisosial.

Jika kamu merasakan minimal 3 atau bahkan lebih  dari gejala yang sudah disebutkan di atas, jangan dulu menyimpulkan bahwa kamu mengalami kelainan mental antisosial. Cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter kejiwaan yang lebih tau dan lebih paham mengenai hal ini. Karena sesungguhnya untuk memvonis bahwa sesorang menderita antisosial membutuhkan waktu dan juga tahapan yang panjang.

Nah, itulah 3 penyakit gangguan mental yang mungkin terjadi pada sesorang. Mulailah untuk peka terhadap diri sendiri dan juga ingkungan sekitar. Jika kamu muai merasakan adanya hal yang tidak wajar seperti beberapa gejala yang sudah saya sebutkan di atas, cobalah untuk mengonsultasikannya kepada orang yang sudah berpengalaman dan ahli pada bidangnya. Pastikan kamu bercerita dan berobat pada orang yang tepat dan terpercaya kredibilitasnya.

Sekian. Semoga bermanfaat!